Maju Calon Bupati Sabu Raijua, Krisman Ingin Sabu Bangkit, Maju dan Sejahtera

Avatar photo
  • Bagikan
Horizon Nusantara
IMG 20240726 WA0005

SEBA, HORIZON NUSANTARA.COM– Salah satu Putera Sabu Raijua (Sarai), Krisman Riwu Kore  pulang ke kampung leluhurnya, dan memutuskan maju calon Bupati Sabu Raijua periode 2024-2029. Ia datang dengan semangat dan cita-cita besar (visi) membangun Sabu Raijua menjadi daerah yang Bangkit, Maju dan Sejahtera. Hal itu bertolak dari kondisi Sarai hari ini yang menurutnya masih tertinggal.

Hal itu diungkapkan Calon Bupati Sabu Raijua, Krisman Riwu Kore saat ditemui awak media disela waktu aktivitasnya berkeliling wilayah Sabu Raijua pada tanggal 14 Juni 2024 lalu.

“Bertolak dari keprihatinan akan situasi dan kondisi Sabu Raijua, tanah leluhur darimana kita (orang tua), kita berasal. Kita berasal dari sini (Sabu). Kondisi Sabu Raijua yang masih tertinggal dalam banyak hal, mendorong saya untuk memutuskan maju Calon Bupati Sabu Raijua. Juga didukung keluarga dan teman-teman dengan banyak harapan dapat membangun daerah ini. Cita-cita kita ialah Sabu Raijua Bangkit, Maju dan Sejahtera,” jelas Krisman.

Calon Bupati Sabu Raijua itu menguraikan, maksudnya terkait ‘bangkit’, ‘maju’, dan ‘sejahtera’. Bangkit itu artinya bergerak dari bawah ke atas, meningkat atau ada peningkatan di berbagai sektor (ekonomi, pendidikan, Kesehatan, infrastruktur, dsb).

“Dari situasi itu baru kita bergerak maju. Maju dalam posisi/kondisi bangkit dan maju dalam posisi/kondisi ‘tidur’ itu berbeda. Kemudian sejahtera yaitu bahwa kita berharap daerah ini (Sabu Raijua, red) sejahtera dari sisi ekonomi, kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dsb,” tandas Krisman.

Baca Juga :  Suku Puhumaking Desak BPN Flotim Batalkan Penerbitan SHM Lahan Perumahan Korban Seroja di Adonara

Pertama, Sektor Ekonomi.Krisman megatakan, jika orang lain melihat peningkatan ekonomi dari pendapatan perkapita, maka dirinya melihat peningkatan ekonomi Sabu Raijua ke depan dari segi Net Economy Harper (kesetaraan ekonomi bersih) yakni dampak lain dari peningkatan ekonomi tersebut.

Bahwa memang dari sisi ekonomi, pendapatan seseorang bisa saja meningkat, tetapi dalam meningkatkan pendapatan ekonomi itu, tentu ada efek/dampak negative yang turut menyertai. Misalnya, sisi lain pembangunan berimbas pada isu-isu lingkungan (kerusakan hutan/habitat makluk hidup, erosi, longsor, banjir, abrasi, polusi, dsb).

“Nah kalau kita pakai ukuran perkapita, kita tidak menghitung efek atau dampaknya. Ia hanya melihat satu sisi. Akan tetapi jika kita pakai ukuran net economy harper, maka selain melihat dampak peningkatan ekonomi, juga dampak lain yang ditimbulkan. Kemudian bisa diadu peningkatan ekonomi sekian, tetapi ada dampak kerusakan sekian,” jelasnya.

Ia mencontohkan, seperti tambak garam Sabu Raijua, dari sisi PAD dapat saja meningkat tetapi dari sisi lingkungan, bisa saja ada dampak-dampak negative atau kerugian yang ditimbulkan.  Jika kerusakan (lingkungan, red) yang ditimbulkan lebih besar daripada PAD yang dihasilkan bagi daerah, maka itu berarti sektor tersebut minusnya.

Baca Juga :  Kota Kupang Banyak Perubahan Positif Saat Kepemimpinan Jeriko, Warga Penkase Bertekad Menangkan Jeriko-Adinda di Pilkada 2024

“Jarang orang melihat seperti itu. Biasanya mereka tidak melihat efek kerugian yang akan ditimbulkan, tetapi keuntungan PAD yang dihasilkan,” ujarnya.

Berikut, lanjut Chrishman, yaitu mandiri. Menurutnya, semua orang pasti punya mimpi punya daerah yang dia pimpin itu (Sabu Raijua, red) mandiri, tidak bergantung pada pihak lain atau daerah lain. Ia juga memimpikan yang sama untuk Sabu Raijua dalam lima tahun kedepan, jika terpilih sebagai Bupati Sabu Raijua periode 2024-2025.

Hal itu bertolak dari hasil pengamatan Chrisman, bahwa Sabu Raijua untuk saat ini oleh karena keterbatasannya, masih sangat bergantung pada daerah lain. Sabu Raijua masih sangat jauh dari harapan untuk mandiri. Masih bergantung pada pihak lain, dari pemerintah pusat dan swasta.

“Saya mengharapkan Sabu Raijua ke depan dapat mandiri, berdiri di atas kaki sendiri,” tegasnya.

Sektor Kesehatan

Visi Chrisman Riwu Kore untuk membangun sektor Kesehatan Kabupaten Sabu Raijua lima tahun ke depan yaitu peningkatakan pelayanan Kesehatan bagi masyarakat Sabu Raijua. Ia mengungkapkan, bahwa masyarakat Sabu Raijua secara keseluruhan menginginkan peningkatan pelayanan di bidang Kesehatan.

Ia menghendaki pelayanan rumah sakit-rumah sakit di wilayah Sabu Raijua bisa ditingkatkan. Hal ini bertolak dari hasil pengamatan dan pengalaman langsung Chrisman, yang menemukan angka kematian di Sarai yang masih cukup tinggi.

Baca Juga :  Politisi Nasdem NTT Minta Bawaslu Panggil Melkias Mekeng Terkait Dugaan Rasisme

Menurutnya, jika diteliti lebih dalam, sebab meningkatnya angka kematian di Kabupaten Sabu Raijua  yaitu karena pelayanan Kesehatan yang masih kurang maksimal, oleh karena keterbatasan sarana prasarana dan tenaga Kesehatan, termasuk dokter.

Dalam diskusinya dengan awak media ini, ia mengisahkan pengalaman perjalanannya dari Kupang ke Sabu bersama seorang anggota keluarganya yang berasal dari wilayah Kecamatan Liae, yang setibanya di Sabu jatuh sakit. Lalu di bawah ke Rumah Sakit di Seba untuk mendapatkan pertolongan/penanganan medis di rumah sakit tersebut, namun karena ketiadaan dokter yang menangani sang pasien saat itu, maka pasien tersebut tidak mendapatkan pertolongan medis. Dan nyawa sang anggota keluarganya tak tertolong.

“Dia pulang kembali ke rumah karena dokter tidak ada. Isrirahat dan makan, dan tidak lama kemudian meninggal. Jadi memang faktanya seperti itu, pelayanan kesehatan kita masih jauh dari standar layak. Mungkin karena kekurangan tenaga medis. Dan banyak kasus-kasus lain seperti ini,” bebernya.

Sektor Pendidikan
Untuk sektor pendidikan, Chrisman menyinggung soal kesejahteraan guru akan menjadi bagian fokus perhatian dirinya jika terpilih sebagai Bupati Sabu Raijua dalam Pilkada 2024 ini. Karena menurutnya, salah satu isu utama sektor pendidikan di Kabupaten Sabu Raijua yaitu tunjangan kesejahteraan guru yang masih kurang diperhatikan.

  • Bagikan