HORIZON NUSANTARA.COM-Sepertiga atau sekitar 1,3 miliar ton makanan untuk konsumsi manusia terbuang menjadi limbah. Mirisnya jumlah ini cukup untuk memberi makan 3 miliar orang.
Dikutip dari Earth.org, pemborosan makanan menjadi limbah terjadi pada tahapan yang berbeda- beda baik di negara berkembang maupun negara maju. Pada negara berkembang, 40% limbah makanan terjadi pada tahapan pasca panen dan tahapan pengolahan, sedangkan di negara maju, 40% limbah makanan terjadi pada level ritel dan konsumen.
Di level ritel, banyak sekali makanan yang terbuang karena alasan estetika. Faktanya, di AS, lebih dari 50% produk makanan dibuang karena dianggap “terlalu jelek” untuk dijual pada konsumen. Jumlah terbesar makanan yang terbuang adalah buah dan sayuran yakni sekitar 60 juta ton. Hal ini menyebabkan rawan pangan yang merupakan salah satu masalah lingkungan terbesar.
Limbah makanan ini menyumbang seperempat emisi gas rumah kaca setiap tahunnya. Jika diibaratkan sebagai suatu negara, maka limbah makanan ini akan menjadi penghasil gas rumah kaca terbesar ke tiga setelah Tiongkok dan Amerika.
Sementara itu, menurut Our WorldinData.org, 6% gas rumah kaca berasal dari limbah makanan sedangkan limbah makanan yangdihasilkan pada tahapan produksi makanan menyumbang 26% gas rumah kaca secara global.
Bagaimana Limbah Makanan Berdampak Pada Lingkungan?
1. Membuang Makanan Sama Dengan Menyia-nyiakan Sumber Daya